Home / Rubrik / Berita

Dampak Defisiensi Zat Besi Pada Anak

gambar-headline
Bandung Post Views: 162

Zat besi mempunyai peran penting bagi tubuh kita. Jenis mineral ini dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Kurangnya asupan makanan yang baik dan sehat, terutama yang mengandung zat besi dapat menimbulkan masalah yakni anemia.

Ada berbagai penyebab seseorang mengalami anemia, salah satunya adalah defisiensi zat besi. Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah dengan cukup. 

Bukan hanya ibu hamil, anemia jenis ini sangat rentan dialami oleh anak-anak. Jika tidak ditangani dengan baik, maka akan berdampak buruk bagi kesehatan anak-anak.

 

Ketika anak mengalami defisiensi zat besi, anak akan terlihat lebih pucat dari wajah, kelopak mata, telapak tangan dan mukosa mulut. Selain itu, anak dengan kondisi ini akan lebih mudah marah, cepat kelelahan, mengeluhkan kondisi pusing, detak jantung yang lebih cepat, kaki dan tangan yang cenderung dingin, kehilangan nafsu makan, hingga lebih sering mengalami infeksi. Bahkan, defisiensi zat besi terkadang memicu gejala lain yang terbilang aneh. Misalnya, menginginkan mengonsumsi es atau hal yang bukan makanan.

 

Anemia defisiensi zat besi pada anak sangat berbahaya dan mempunyai dampak buruk pada hampir seluruh organ tubuh pada anak. Berikut dampak buruk anak mengalami defisiensi zat besi: 

 

1. Mengalami masalah kognitif

2. Menurunkan sistem kekebalan tubuh

3. Menurunkan konsentrasi anak

4. Anak mengalami gangguan makan

 

Cara Mencegah Defisiensi Zat Besi pada Anak

Ada beberapa tindakan yang dapat kita lakukan untuk mencegah supaya anak tidak mengalami defisiensi zat besi, diantaranya harus mencukupi kebutuhan zat besi anak dengan memberikan asupan makanan yang cukup mengandung zat besi.

 

Beberapa makanan yang banyak mengandung zat besi yang utama adalah daging yang berwarna merah (daging sapi, daging kambing), kuning telur, hati ayam atau hati sapi. Selain itu, beberapa sayur-sayuran yang berwarna hijau tua juga banyak mengandung zat besi.

Selain memberi makanan yang mengandung zat besi, juga dapat dilakukan pemberian suplementasi zat besi. 

 

Namun jika gejala defisiensi zat besi sudah dialami anak, kita harus segera membawanya ke dokter dan dilakukan pemeriksaan laboraturium untuk menentukan dosis terapi yang akan diberikan oleh dokter.

 

 

 

 


Author

img-author

Sinta Guslia

7 bulan yang lalu